Ingin tahu gimana rasanya terlibat langsung dalam pembuatan
keramik? Anda akan menemukannya di Desa Pulutan, Kecamatan remboken, Minahasa.
Jika berkunjung ke Sulawesi Utara, apa salahnya jika
menyempatkan diri ke desa yang menjadi pusat kerajinan keramik ini, yang
sekaligus sebagai destinasi wisata favorit di Kabupaten Minahasa.
Kerajinan keramik di desa ini merupakan tradisi turun temurun.
Dari orangtua hingga anak-anak, umumnya dibekali ilmu membuat keramik. Warga
pun pun terus menjaga tradisi ini.
Desa ini tak jauh dari danau Tondano. Hawanya sejuk, dan
berada di tengah persawahan dan perkebunan warga. Hening dan jauh dari hiruk-pikuk
kehidupan kota.
Memasuki desa, pengunjung akan disambut dengan tugu selamat
datang, yang di atasnya dibuat keramik raksasa yang dicat coklat. Di sepanjang
jalan desa, akan terlihat rumah-rumah yang di depannya ditaruh keramik-keramik
hasil kerajinan.
Karena telah masuk kawasan wisata, warga setempat sudah
terbiasa dengan kedatangan orang asing. Sapaan ramah dengan senyum mengembang
warga setempat akan menyambut para wisatawan.
Meski warga rata-rata memproduksi keramik, tapi tak semua
bisa melayani wisawatan untuk membuat keramik. Itu hanya bisa dilakukan di
pusat pelatihan keramik Pulutan.
Di tempat ini, wisatawan bisa merasakan langsung bagaimana
membuat sebuah keramik. Mulai dari proses pembentukan hingga pembakaran. Para
pendamping yang merupakan pengrajin profesional akan menuntun wisatawan.
Untuk bisa merasakannya, wisatawan hanya perlu mengeluarkan
Rp 10 ribu tiap orang, selama satu jam. Harga tersebut berlaku tiap
kelipatannya. Harga tersebut berlaku bagi wisatawan lokal. Untuk turis asing,
harganya dilipat gandakan menjadi Rp 150 ribu.
Revlin Kowaas, pengelola pusat pelatihan tersebut mengatakan
pihaknya memang sengaja memberlakukan harga demikian karena kelas wisatawan
lokal dan internasional itu berbeda.
"Kalau orang lokal mungkin sering lihat yang seperti
ini, karena banyak tempat yang membuat keramik. Kalau bule, momen-momen seperti
itu mahal harganya," ujarnya saat ditemui Senin (25/05/2015).
Selain pengalaman bagaimana membuat keramik sendiri, di
tempat ini pula tersedia berbagai souvenir keramik khas Sulawesi Utara untuk
dibawa ulang.
Souvenir keramik tersebut berukuran kecil, seperti gantungan
kunci, kalung pin dan barang lainnya. Semisal bentuk tarsius, yang merupakan
hewan endemik Sulawesi Utara. Ada juga ikan Coecalanth, ikan purba yang
ditemukan di laut Manadi beberapa waktu lalu.
Souvenir-souvenir tersebut berkisar antara Rp 10 ribu hingga
Rp 100 ribu per satuannya. Tergantung model dan ukurannya. Yang ingin membeli
keramik berukuran besar juga bisa. Berbagai jenis dan ukuran dihargai di
kisaran Rp 100 ribu hingga Rp 1 juta.
Dari Kota Manado, butuh waktu berkendara sekitar 90 menit
dalam kondisi jalan normal. Jika macet, bisa memakan waktu sekitar dua jam
perjalanan.
Setelah memasuki Kota Tondano, Ibukota Kabupaten Minahasa,
akan ada penunjuk jalan menuju beberapa lokasi. Anda harus mengikuti arahan
menuju Remboken.
Setibanya di Remboken, tak sulit lagi untuk menemukan desa
ini. Anda bisa bertanya pada warga setempat. Desa ini merupakan desa terujung
Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Kawangkoan.
Akses jalan ke desa ini mudah. Hanya ada beberapa titik
jalan yang telah rusak. Untuk ke sini pun keamanannya bisa dijamin.
Anda bisa berkunjung ke desa ini setiap hari. Dan pelayanan
dibuka pada pukul 07.00 Wita hingga 17.00 Wita. Jika ingin booking duluan, bisa
hubungi langsung pengelola di nomor 085299118970 atas nama Revlin.
Jangan hanya lihat pajangan keramik di berbagai tempat,
rasakan langsung bagaimana membuatnya. Membuat langsung keramik, di tengah
suasana pedesaan yang asri, pasti asik rasanya.
No comments:
Post a Comment