Saturday, October 24, 2015

Nikmatnya Daging Kenyal Sate Kolombi, Hanya Ada di Boulevard Tondano




Sudah pernah mencicipi sate kolombi? Banyak orang mungkin akan mengerutkan kening sambil geleng-geleng kepala.

Apa itu sate kolombi? Nah jawabannya bisa ditemukan di kawasan Kuliner Boulevard Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

Sate yang terbuat dari keong emas ini memang ikonnya kawasan ini. Hanya tempat ini yang menyediakan sate Kolombi.

Jika sedang berkunjung ke Manado, mampirlah ke kawasan kuliner ternama ini untuk merasakan sensasi daging kenyal Kolombi yang kaya akan bumbu.

Sulawesi Utara dikenal punya destinasi wisata alam yang mendunia, seperti Bunaken. Tapi belakangan ini, wisatawan mulai melirik kuliner-kuliner Manado, yang satu di antaranya adalah sate Kolombi.

Berada di kawasan persawahan, puluhan warung makan berjejer di jalanan yang lurus membentuk seperti lorong. Kawasan ini juga menjadi penghasil padi terbesar di Minahasa.

Memanjakan mata sekaligus memanjakan lidah bisa sekaligus ditemui di kawasan Boulevard Tondano ini. Hawa yang sejuk, hamparan hijau sepanjang mata.

Seperti berada di sebuah kawah raksasa, itulah yang akan dirasakan. Berada di tanah datar dan dikelilingi pegunungan membentuk lingkaran. Gunung Klabat, Lokon dan Tampusu pun terlihat jelas.

Kondisi warung-warungnya pun dijamin bersih. Yang membedakan hanya pada bangunannya saja. Ada yang sederhana berdindikan tripleks, ada pula yang terlihat seperti restoran yang berdindingkan papan.



Jika memasuki kawasan ini, pengunjung akan disapa oleh para penjual, "ayo mari mampir". Berkunjung di rumah makan Jonathan, Selasa (19/05/2015) malam, warung sederhana ini tampak ramai.

Di warung ini, sate Kolombi dihargai Rp 2.500 per tusuk yang isinya empat penggalan daging keong. Struktur daging Kolombi ini berwarna hitam dan putih.

Bagian yang hitam diketahui adalah kulit bagian luar, sementara daging yang putih adalah bagian dalam.

Aroma sedap sate yang baru saja dipanggang menusuk hidung. Sate ini diberi bumbu ikan bakar, yang biasa dibuat warga. Yang rasa jahenya mendominasi.

Dan bumbu ini tentu saja pedas. Sensasi rasa kaya bumbu yang pedas tersebut kemudian dipadukan dengan kenyalnya daging Kolombi.

Nikmatnya daging Kolombi ini akan menggoyang lidah penikmatnya. Satu atau dua tusuk rasanya takkan cukup, jika sudah kesemsem dengan kuliner ini.

Freddy Sumenge, pengelola warung mengatakan sate Kolombi ini merupakan panganan kaya protein.

Proses memasaknya pun awalnya daging dipisahkan dengan cangkangnya. Setelah itu daging direbus dan kembali dibersihkan. Gigi-gigi keong yang masih tersisa dikeluarkan. Kemudian kembali dicuci.

Setelah itu, daging ditaruh bumbu seperti lemon, garam dan penyedam rasa lalu direndam. Beberapa jam direndam, daging kemudian direbus kembali untuk melumatkan dagingnya.



Daging pun siap dibakar. Setelah masak, campuran bumbu yang sudah disiapkan terlebih dahulu lalu disiram ke atas sate.

Selain sate kolombi, kuliner lain seperti jagung bakar, pisang goroho, daging bebek, burung weris dan aneka ikan air tawar seperti udang, lobster, mujair bisa dinikmati.

Ikan nike dan payangka yang merupakan endemik Danau Tondano juga tak boleh dilewatkan. Kawasan ini memang dekat dengan Danau Tondano, tak heran di kawasan ini pula berjejer hasil-hasil ikan tawar. Semua kuliner yang dijajakan tempat ini pun dipastikan halal.

Kawasan ini dibuka 1x24 jam. Tapi ada pula warung-warung yang tutup pada tengah malam. Seperti warung Jonathan ini, tutup pada pukul 00.00 Wita dan buka kembali pada 06.00 Wita.

Dari Manado, jarak ke lokasi ini kira-kira 45 kilometer dengan jarak tempuh 1.5 jam berkendara. Akses menuju tempat ini juga mudah, karena berada di Ibukota Kabupaten Minahasa.

Daging keong sebenarnya ada di berbagai tempat di Indonesia, tapi hanya kawasan Boulevard Tondano yang mengemaskan dalam bentuk sate yang disebut sate Kolombi.

No comments:

Post a Comment