Sudah pernah mencicipi sate kolombi? Banyak orang mungkin
akan mengerutkan kening sambil geleng-geleng kepala.
Apa itu sate kolombi? Nah jawabannya bisa ditemukan di
kawasan Kuliner Boulevard Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Sate yang terbuat dari keong emas ini memang ikonnya kawasan
ini. Hanya tempat ini yang menyediakan sate Kolombi.
Jika sedang berkunjung ke Manado, mampirlah ke kawasan
kuliner ternama ini untuk merasakan sensasi daging kenyal Kolombi yang kaya
akan bumbu.
Sulawesi Utara dikenal punya destinasi wisata alam yang
mendunia, seperti Bunaken. Tapi belakangan ini, wisatawan mulai melirik
kuliner-kuliner Manado, yang satu di antaranya adalah sate Kolombi.
Berada di kawasan persawahan, puluhan warung makan berjejer
di jalanan yang lurus membentuk seperti lorong. Kawasan ini juga menjadi
penghasil padi terbesar di Minahasa.
Memanjakan mata sekaligus memanjakan lidah bisa sekaligus
ditemui di kawasan Boulevard Tondano ini. Hawa yang sejuk, hamparan hijau
sepanjang mata.
Seperti berada di sebuah kawah raksasa, itulah yang akan
dirasakan. Berada di tanah datar dan dikelilingi pegunungan membentuk
lingkaran. Gunung Klabat, Lokon dan Tampusu pun terlihat jelas.
Kondisi warung-warungnya pun dijamin bersih. Yang membedakan
hanya pada bangunannya saja. Ada yang sederhana berdindikan tripleks, ada pula
yang terlihat seperti restoran yang berdindingkan papan.
Jika memasuki kawasan ini, pengunjung akan disapa oleh para
penjual, "ayo mari mampir". Berkunjung di rumah makan Jonathan,
Selasa (19/05/2015) malam, warung sederhana ini tampak ramai.
Di warung ini, sate Kolombi dihargai Rp 2.500 per tusuk yang
isinya empat penggalan daging keong. Struktur daging Kolombi ini berwarna hitam
dan putih.
Bagian yang hitam diketahui adalah kulit bagian luar,
sementara daging yang putih adalah bagian dalam.
Aroma sedap sate yang baru saja dipanggang menusuk hidung.
Sate ini diberi bumbu ikan bakar, yang biasa dibuat warga. Yang rasa jahenya
mendominasi.
Dan bumbu ini tentu saja pedas. Sensasi rasa kaya bumbu yang
pedas tersebut kemudian dipadukan dengan kenyalnya daging Kolombi.
Nikmatnya daging Kolombi ini akan menggoyang lidah
penikmatnya. Satu atau dua tusuk rasanya takkan cukup, jika sudah kesemsem
dengan kuliner ini.
Freddy Sumenge, pengelola warung mengatakan sate Kolombi ini
merupakan panganan kaya protein.
Proses memasaknya pun awalnya daging dipisahkan dengan
cangkangnya. Setelah itu daging direbus dan kembali dibersihkan. Gigi-gigi
keong yang masih tersisa dikeluarkan. Kemudian kembali dicuci.
Setelah itu, daging ditaruh bumbu seperti lemon, garam dan
penyedam rasa lalu direndam. Beberapa jam direndam, daging kemudian direbus
kembali untuk melumatkan dagingnya.
Daging pun siap dibakar. Setelah masak, campuran bumbu yang
sudah disiapkan terlebih dahulu lalu disiram ke atas sate.
Selain sate kolombi, kuliner lain seperti jagung bakar,
pisang goroho, daging bebek, burung weris dan aneka ikan air tawar seperti
udang, lobster, mujair bisa dinikmati.
Ikan nike dan payangka yang merupakan endemik Danau Tondano
juga tak boleh dilewatkan. Kawasan ini memang dekat dengan Danau Tondano, tak
heran di kawasan ini pula berjejer hasil-hasil ikan tawar. Semua kuliner yang
dijajakan tempat ini pun dipastikan halal.
Kawasan ini dibuka 1x24 jam. Tapi ada pula warung-warung
yang tutup pada tengah malam. Seperti warung Jonathan ini, tutup pada pukul
00.00 Wita dan buka kembali pada 06.00 Wita.
Dari Manado, jarak ke lokasi ini kira-kira 45 kilometer
dengan jarak tempuh 1.5 jam berkendara. Akses menuju tempat ini juga mudah,
karena berada di Ibukota Kabupaten Minahasa.
Daging keong sebenarnya ada di berbagai tempat di Indonesia,
tapi hanya kawasan Boulevard Tondano yang mengemaskan dalam bentuk sate yang
disebut sate Kolombi.
No comments:
Post a Comment