Sunday, October 25, 2015

Naik Kapal ke Nusa Utara, Keamanan Dijamin, Ada Kepercayaan Jika Mengangkut Mayat

Kapal Holy Marry saat berlabuh di dermaga Melonguane Talaud
Nusa Utara adalah sebutan untuk gugusan kepulauan paling utara di Sulawesi Utara. Beberapa di antaranya masuk dalam kawasan pulau terluar Indonesia, tepatnya Kabupaten Kepulauan Talaud.

Untuk mengakses kawasan Nusa Utara ini, deretan kapal di Pelabuhan Manado siap untuk ditumpangi. Untuk rute ke kawasan kepulauan terluar, Kabupaten Kepulauan Talaud, ada dua kapal yang biasa berlayar ke sana. Holly Marry dan Karya Indah.

Sekali berlayar, harga tiket dibanderol Rp 250 ribu untuk tempat tidur seperti bangsal. Sementara untuk fasilitas kamar seharga Rp 500 ribu. Jika penuh, tak dapat tempat tidur pun tetap harus bayar Rp 250 ribu. Beruntung kalau masih dapat kasur, kalau tak kebagian terpaksa harus melantai.

Berlayar ke Talaud butuh waktu sekitar 14 jam hingga ke pelabuhan Melonguane, Ibukota Kabupaten. Sebelumnya, harus mampir dulu ke Pelabuhan Lirung sekitar satu jam. Dari pelabuhan Melonguane, kapal akan lanjut berlayar ke pelabuhan Beo dan memakan waktu satu jam. Kalau dari Lirung ke Melonguane, kurang lebih setengah jam.

Kapal Karya Indah saat berlabuh di Pelabuhan Lirung Talaud
Di tiap pelabuhan, para penjual makanan dan minuman akan sering dijumpai. Tak hanya itu, jualan seperti minya angin dan obat anti mabuk sering diteriakkan. Meski sering berlayar juga, banyak juga penumpang yang tetap mabuk saat perjalanan.

Kedua kapal ini terdiri dari tiga dek. Dek teratas adalah kamar-kamar. Tiap kamar menyediakan fasilitas listrik dan ac. Dan mendapat satu kali makan, pada paginya. Suasana dek satu dan dua memang tak senyaman fasilitas kamar. Seperti bangsal raksasa yang sesak dengan orang dan barang-barang. Terutama di dek satu. Dek dua masih terlihat lebih bagus.

Di kapal ini juga ada kantin yang menyediakan makanan seperti mie instan dan minuman hangat. Harganya memang di atas rata-rata penjualan biasa. Keamanan di kapal yang berlayar ke Nusa Utara dikenal dikenal sangat tinggi. Barang-barang yang ditinggalkan dijamin takkan hilang. Tapi kehati-hatian penumpang tetap sangat penting menjaga barang-barangnya.

Masyarakat Nusa Utara meyakini, sebesar apapun ombak yang dilalui, jika memuat mayat, kapal takkan celaka. Seperti pelayaran pada Rabu (01/07/2015). Kapal Karya Indah yang ditumpangi kalau itu menghadapi ombak laut dahsyat setinggi 4 - 6 meter. Ukuran ombak setinggi itu tergolong tinggi. Namun kapal akhirnya tiba dengan selamat di tujuan.

Kapal-kapal menuju Nusa Utara di Pelabuhan Manado
Pada pelayaran tersebut ternyata mengangkut mayat seorang lelaki dari Manado, yang berada di dek satu. Orang-orang yang ditemui saat itu membenarkan mitos tersebut. Pasti tiba dengan selamat, jika mengangkut mayat di kapal. Namun yang namanya mitos, tetap kalah dengan doa. Sebelum dan sesudah berlayar, kapal terlebih dahulu berdoa. Dipimpin seseorang dengan keyakinan Kristen lewat pengeras suara.

Selama berlayar ke Talaud, kapal akan melewati Siau dan Sangihe, beserta pulau-pulau kecil lainnya. Kawasan ini masuk gugusan Nusa Utara, yang jaraknya lebih dekat dengan Manado.

Dari Manado, laut masih tenang. Setelah melewati Talise, sebutan untuk ujung pulau besar Sulawesi, gelombang langsung terasa karena memasuki laut lepas. Apalagi jika gelombang laut tinggi. Terpaan gelombang paling besar akan dirasakan setelah memasuki kawasan antara Siau dan Sangihe. Kecelakaan pelayaran ke Nusa Utara sendiri tergolong sangat kecil.

Untuk jurusan Siau dan Tahuna harus naik kapal lain. Ada kapal yang lebih kecil yang berlayar ke sana. Waktu tempuh pun lebih cepat, sekitar 5 - 6 jam. Harga tiket sekali berlayar Rp 150 ribu.

Kapal dari Manado biasanya berlayar sore hari. Melewati semalam dan akan tiba besok paginya. Untuk mendapatkan tiket pelayaran ini, langsung saja ke pelabuhan Manado. Bisa juga, tak membeli tiket di loket, tapi langsung dibayar di kapal. Namun sebaiknya beii tiket di loket.

Banyak sekali tempat eksotis di Nusa Utara. Ibarat surga tersembunyi, yang belum banyak diketahui orang. Wisata alam serta budayanya yang mencerminkan kekayaan Indonesia kita.

No comments:

Post a Comment