Indahnya
pemandangan alam dari puncak bukit, dengan sedikit aroma belerang yang tercium.
Rendaman air panas yang memijat tubuh, dengan hawa sejuk yang menyentuh kulit.
Semuanya
itu bisa dinikmati di Bukit Kasih, Desa Kanonang, Kecamatan Kawangkoan,
Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Bukit ini masih merupakan bagian dari
lereng Gunung Soputan.
Dinamakan
Bukit Kasih, karena wisata ini tergolong objek wisata religius. Di lokasi ini
dibangun tugu kasih setinggi 20 meter, yang di atasnya ditaruh patung berbentuk
bumi yang dilingkari seekor merpati putih. Merpati putih lambang kasih. Dan
arti dari lambang tersebut yakni kasih harus menyelimuti seisi bumi.
Sementara
di lima sisi tugu, tertulis pesan-pesan kedamaian lima agama di Indonesia yakni
Kristen Protestan, Kristen Katolik, Muslim, Hindu dan Budha. Di puncak Bukit
Kasih ini, dibangun pula lima tempat ibadah agama-agama tersebut.
Untuk
menyisir Bukit Kasih, wisatawan harus menyediakan tenaga ekstra. Total
keseluruhan anak tangga ada 2.432 yang lumayan membuat kaki pegal-pegal.
Ribuan
anak tangga ini menuju empat destinasi yakni lima tempat ibadah yang merupakan
puncak tertinggi, lokasi salib raksasa, sebuah pondok besar bagian tengah bukit
yang bersentuhan dengan bukit belerang.
Jika
ingin naik, sebaiknya persiapkan minuman dalam perjalanan. Karena jika tak bawa
dan tiba-tiba haus dalam perjalanan, tak ada yang jualan minuman. Harus
bersabar hingga puncak lima tempat ibadah, baru banyak yang jualan makanan dan
minuman.
Jika
lelah dalam perjalanan, ada pondok-pondok kecil yang disediakan untuk bersantai
sejenak sebelum melanjutkan perjalanan.
Dari
Kota Manado, jarak ke Bukit Kasih kira-kira 50 kilometer. Dari pusat kota
Kecamatan Kawangkoan, berjarak 5 kilometer. Jika telah tiba di Kawangkoan, akan
sangat mudah menemukan lokasi ini.
Menelusuri
lorong desa, Kanonang menjadi desa terujung sebelum bukit kasih. Sebelum masuk
ke lokasi, wisatawan akan disambut dengan hamparan hijau tanaman para petani
setempat.
Tugu
ucapan selamat datang tiba, karcis masuk per orang Rp 3 ribu. Parkir kendaraan
motor maupun mobil Rp 5 ribu per kendaraan.
Setelah
kendaraan diparkir, ucapan selamat datang para pengelola akan menyambut lewat
pengeras suara. Perwakilan rombongan wisatawan akan diarahkan untuk ke pusat
informasi.
Di
situ, pengelola akan menyodorkan buku tamu untuk diisi dan partisipasi
seadanya. Tergantung kemampuan wisawatan akan memberi berapa. Setelah itu,
barulah petualangan menaklukan ribuan anak tangga dimulai.
Wisatawan
akan dimanjakan dengan sejuknya suasana pegunungan. Aroma belerang sesekali
akan tercium dibawa angin.
Jika
ingin naik, dimulai dari tangga sebelah kiri dan turun di tangga sebelah kanan.
Medan untuk naik tak terlalu terjal, ada beberapa titik yang jalannya lumayan
datar.
Tapi
untuk turun, tangga-tangga terjal siap menyambut pijakan kaki para wisatawan.
Di jalur menurun ini, dibangun patung-patung jalan Salib.
Pemandangan
indah di puncak akan memesona ara wisatawan. Dari kejauhan, tampak terlihat
megahnya Gunung Lokon, dan penampakan puncak Gunung Klabat dan Manado Tua.
Juga
kawasan pemukiman warga terdekat, dan pancaran pegunungan yang berada di
wilayah Kabuaten Minahasa dan Kota Tomohon.
Selain
tangga-tangga tersebut, spot yang jangan dilupakan untuk dikunjungi yakni di
kawasan bukit belerang. Kawasan ini akan memberi sensasi indahnya bersentuhan
dengan belerang.
Di
bukit belerang ini, ada pahatan raksasa kepala Toar dan Lumimuut. Dua tokoh
legenda tanah Minahasa yang merupakan nenek moyang suku Minahasa, yang konon
katanya merupakan turunan bangsa Mongolia.
Toar
dan Lumimuut yang beranak-pinak, yang menjadikan orang-orang Minahasa saat ini.
Sehingga alasan itulah Minahasa, sering disebut tanah Toar Lumimuut.
Kawasan
ini langsung bersentuhan dengan tanah belerang. Tak ada lagi anak-anak tangga
untuk berpijak. Sehingga wisatawan disarankan untuk berhati-hati agar tak
jatuh.
Titik
yang menjadi lokasi favorit untuk berfoto yakni tugu Bukit Kasih. Jika
berkunjung, tak afdol rasanya jika tak mengabadikan diri di tugu ini.
Di
sepanjang lokasi wisata, para penjual souvenir khas Bukit Kasih, maupun venue
lain seperti Bunaken takkan bosan-bosan menghampiri anda. Harga-harga yang
dipatok relatif murah.
Juga
para penjual makanan seperti jagung rebus dan minuman ringan. Puluhan orang
yang menjajakan foto langsung jadi pun takkan segan-segan untuk terus merayu
para wisawatan. Per foto dihargai Rp 20 ribu.
Para
wisatawan juga bisa menikmati jasa perendaman kaki dengan air panas. Per orang
dihargai Rp 5 ribu. Itu belum termasuk jasa pemijitan, Rp 20 ribu. Jika hanya
ingin berendam saja, tak masalah.
Selain
itu, kolam air panas juga tersedia. Hanya dengan Rp 5 ribu, pengunjung sudah
bisa menikmati kolam air panas yang langsung berasal dari mata air panas di
bukit belerang.
Jika
lapar, jejeran warung yang menjual kuliner siap menyambut. Berbagai makanan
dijual khas seperti bubur Manado, pisang goroho, milu rebus, mie ceplok, aneka
ikan tawar dan lainnya tersedia. Tapi ada juga warung yang menjual makanan
untuk kalangan tertentu.
Bukit
kasih ini juga menyediakan pondok-pondok untuk disewakan. Tak ada tarif khusus
untuk itu, hanya partisipasi yang disediakan. Juga ada rumah doa untuk
pengunjung yang ingin berdoa.
Novi
Buyung, pengelola Bukit Kasih saat ditemui Senin (18/05/2015) mengatakan tempat
wisata tersebut memiliki luas 21 hektar. Awalnya ada 11 hektar, lalu belakangan
terjadi penambahan 11 hektar.
Kunjungan
rata-rata per bulan kira-kira 5.000 - 7000 pengunjung. "Paling ramai kalau
tanggal merah. Weekend juga lumayan. Kalau hari biasa agak sepi," ujarnya.
Tak
perlu mahal untuk dimanja saat berwisata, di Bukit Kasih hanya butuh tenaga
ekstra untuk mendapat pengalawan wisata alam yang tak terlupakan.
No comments:
Post a Comment