Pulau
Lihaga telah menepis anggapan warga Sulawesi Utara bahwa pulau yang
indah itu hanya di Bali. Sejak pulau ini terkenal beberapa tahun terakhir ini,
pengunjung di pulau yang berada di Minahasa Utara ini tak pernah sunyi dari
pengunjung.
Ketika
tiba di pulau tak berpenghuni ini, mata tiba-tiba silau. Saking putihnya pasir
Lihaga, mata telanjang serasa tak mampu memandang. Warna hijau toska pasir yang
bersentuhan dengan laut, terkombinasi indah dengan pasir putih dan birunya laut.
Tanpa tersentuh buatan manusia, menginjakan kaki di pulau ini serasa berada di
surga.
Di
banding pulau-pulau lain di Sulawesi Utara, Lihaga punya keistimewaan
tersendiri. Pasir putihnya yang sehalus tepung begitu menggoda. Tak berpenghuni,
bersih dan masih sangat alami. Hanya ada beberapa orang yang dipercayakan
sebagai penjaga.
Dari
pulau yang luasnya tak lebih dari 8 Ha ini, pengunjung juga bisa melihat
pemandangan pulau-pulau tetangga seperti Gangga dan Bangka. Juga pemandangan
pegunungan Minahasa Utara, yang terletak di ujung pulau Sulawesi ini.
Biaya
masuk ke pulau seharga Rp 25 ribu per orang. Itu belum termasuk biaya
penggunaan fasilitas seperti toilet dan air untuk mandi. Fasilitas yang bisa
digunakan dengan itu hanya gazebo sebagai tempat duduk maupun tempat menaruh
barang.
Untuk
buang air kecil seharga Rp 2 ribu per orang, untuk air besar Rp 3 ribu. Jika
ingin membersihkan diri dengan air tawar, per galonnya dihargai Rp 20 ribu per
orang.
Kalau
ingin berkunjung, wisatawan sebaiknya membawa bekal sendiri. Karena tak ada
yang jualan makanan di Lihaga. Hanya ada kelapa muda yang dijual seharga Rp 25
ribu per orang.
Yang
ingin bermalam juga bisa dan tidak dipungut biaya apa-apa, termasuk kapal.
Karena tak ada penginapan, wisatawan sebaiknya membawa tenda sendiri. Meski ada
pondok yang dibangun pengelola bisa juga digunakan.
Atau
bisa ke seberang pulau, yakni pulau Gangga, yang berjejer resort-resort yang
dibangun. Biaya penginapan per orang Rp 800 ribu per malam. Wisata pantai pulau
Gangga juga bagus, meski pasirnya tak seputih Lihaga.
Untuk
ke Lihaga, waktu jarak tempuh dari Manado menuju Pelabuhan Likupang memakan
waktu sekitar 90 menit. Di pelabuhan yang berlokasi di Desa Munte ini berjejer
kapal-kapal yang disewakan untuk ke Lihaga, dan beroperasi tiap harinya.
Wisatawan bisa langsung menghubungi petugas setempat.
Harga
sewa kapal per hari bervariasi. Kapal kecil sederhana yang berkapasitas 12
orang sebesar Rp 1 juta per hari. Jika ingin naik kapal yang lebih mewah,
harganya mencapai Rp 1.5 juta.
Dari
pelabuhan Likupang ke pulau Lihaga, butuh waktu sekitar 20 menit. Wisatawan
juga bisa meminta pengendara kapal untuk mengitari pulau ini. Garis pantai
pasir putih dan pemandangan batu karang di sisi lain pulau memanjakan mata para
wisatawan. Juga hijaunya hamparan pepohonan di pulau ini.
Setelah
itu, perahu akan berlabuh. Hati-hati jika turun dari perahu, jangan sampai
malah jatuh dan barang bawaan anda basah. Karena terpaan ombak di pinggir
pantai lumayan kuat.
Spot
paling menarik di pulau ini adalah sisi yang berhadapan langsung dengan pulang
Gangga dan pulau besar Minahasa Utara. Di spot ini, sunset dan sunrise bisa
terlihat. Sementara sisi lain pulau tak berpasir, langsung berhadapan dengan
karang.
Di
daratan, wisatawan disambut dengan papan yang bertuliskan "Selamat datang
di pulau Lihaga, perombakan Dotu Kuada." Pepohonan rindang, sebagai tempat
berteduh dari terik matahari. Deretan gazebo dan beberapa pondok sederhana. Dan
tentunya pasir putih bak tepung.
Duduk-duduk
bersantai, main pasir atau sekadar foto-foto menjadi momen tak terlupakan bagi
wisatawan. Indahnya pemandangan yang disertai hembusan angin dan deburan ombak
bahkan membuat wisatawan tak lagi merasakan terik matahari.
Jika
ingin mandi, terpaan ombak pulau Lihaga menjadi sensasi tersendiri. Tapi
wisatawan juga harus hati-hati dan lebih baik bertanya dulu pada pengelola di
spot pantai mana saja yang aman untuk mandi.
Wisatawan
sebaiknya datang pagi. Pukul 7 pagi, sudah bisa start dari pelabuhan Likupang.
Agar waktu menikmati pulau Lihaga lebih panjang. Lebih mengesankan lagi, jika
wisatawan pulang lebih sore dan menikmati indahnya sunset dari Lihaga.
Pinter-pinterlah
memilih waktu berkunjung. Cuaca cerah membuat Lihaga semakin memesona. Indahnya
pulau ini akan sedikit berkurang jika hujan atau langit sedang berawan. Karena
pancaran warna akan redup jika langit berawan.
Bali
memang Indah, Sulut pun terkenal dengan Bunakennya. Namun pesona pulau Lihaga
takkan pernah mengecewakan siapa saja yang menginjakan kakinya di sana. Serasa
berkunjung ke surge, jangan lupa pulang kalau datang ke sini.
No comments:
Post a Comment