Hanya perlu mendaki selama sepuluh menit, kawah gunung
Mahawu sudah bisa dicapai. Pendakiannya pun mudah, anak tangga telah disemen
dan bertrap-trap.
Kawah gunung yang berlokasi di Kota Tomohon, Sulawesi Utara
ini menyajikan pemandangan alam yang indah. Tak heran, kawasan ini menjadi
destinasi favorit jika melancong ke kota bunga, Tomohon.
Di puncak Mahawu ini, wisatawan selain melihat kedalaman
kawah dan berjalan mengelilingi pinggiran kawah, pemandangan ekstotik di
sekitarnya juga bisa dinikmati.
Pemandangan jelas kawah Gunung Lokon, gunung Manado Tua,
pulau Bunaken, Kota dan teluk Manado, gunung Klabat, Danau dan kota Tondano,
serta kota Tomohon akan terlihat jika wisatawan mengelilingi jalan setapak di
bibir kawah. Berada di puncak ini, serasa telah menakhlukkan sebagian Sulawesi
Utara.
Untuk mengelilingi bibir kawah ini, jalan setapak telah
dibeton. Sehingga tak sulit bagi wisatawan untuk menempuhnya. Hanya saja,
wisatawan harus menerobos alang-alang yang tinggi untuk bisa membelah lintasan
ini.
Di kawah ini, dibangun dua gardu pemandangan. Gardu pertama
langsung ditemui diujung anak tangga pendakian. Sementara gardu pemandangan
kedua, harus menerobos jalan setapak di tengah alang-alang. Di gardu kedua ini,
pemandangan Manado dan Tomohon, serta gunung Lokon terlihat lebih jelas.
Di gardu pemandangan inilah, tempat wisatawan untuk
menikmati indahnya kawah Mahawu ini. Di spot ini menjadi tempat favorit
wisatawan untuk berfoto dengan latar belakang kawah. Gardu ini tinggi, harus
menaiki tangga besi.
Sesampai di puncak, godaan untuk turun ke kawah begitu kuat.
Namun pengelola yang adalah polisi hutan Tomohon tak memperbolehkan wisatawan
untuk turun ke bawah. Meski trek ke bawah terlihat mudah. Namun tak sedikir
juga yang mengabaikan larangan tersebut dan tetap turun ke dasar kawah.
Ada 150 anak tangga menuju puncak Mahawu. Sepanjang jalan ke
puncak juga telah diberi besi pembatas yang berfungsi untuk pegangan bagi yang
merasa capek di tengah jalan saat naik atau penahan bagi yang turun dari
puncak. Dibangun juga sejumlah shelter untuk beristirahat.
Kawah ini memiliki sejarah letusan. Tercatat Gunung
Stratovolcano Mahawu ini pertama kali meletus pada tahun 1789. Orang Minahasa
menyebut Mahawu karena sering mengeluarkan abu atau dalam bahasa Tombulu
disebut Roemengas.
Letusan kembali terjadi pada tahun 1977, 1994 dan 1999.
Letusan terakhir inilah yang membuat air kawah yang berwarna hijau belerang
lenyap seketika. Meski demikian, bau belerangnya masih tercium bersamaan dengan
semilirnya angin bertiup.
Untuk ke lokasi ini, dari pusat kota Tomohon, kendaraan
diarahkan ke kawasan agrowisata Kelurahan Rurukan. Sepanjang perjalanan,
wisatawan akan disuguhkan dengan indahnya perbukitan yang ditanami sayur mayur.
Serta aktivitas warga yang berkebun. Pemandangan ini juga indah untuk
berfoto-foto.
Kondisi jalan dalam keadaan baik dan telah dihotmix.
Memasuki kawasan gunung Mahawu, trek menanjak akan ditemui. Hingga tiba di pos
penjagaan. Di pos ini, wisatawan harus mengisi buku tamu, dan memberi
partisipasi sesuai kerelaan.
Untuk ke sini, sebaiknya membawa makanan dan minuman
sendiri. Karena tak ada yang jualan. Wisatawan harus jeli melihat cuaca, karena
jika mendung, keeksotisan gunung Mahawu ini akan berkurang. Alangkah baiknya
jika cuaca sedang cerah. Menikmati sunset dan sunrise di tempat ini juga
menjadi pilihan yang tak kalah asiknya.
Dan jika ke sini, wisatawan tak diizinkan untuk berisik atau
teriak-teriak. Pada kunjungan Kamis (25/06/2015), sekelompok anak muda yang
berada di kawah ini teriak tak karuan. Dan tak lama setelah itu, kabut langsung
menutupi kawah ini. Penjaga kawasan ini pun langsung menegur anak-anak muda
tersebut.
Dari kota Manado, butuh berkendara sekitar 75 menit hingga
ke lokasi. Menuju ke terminal Tomohon, dan akan ditemui pertigaan ke Rurukan.
Mengarungi jalan yang berkelok-kelok dengan pemandangan indah hingga ke lokasi.
Jika naik angkot, di terminal Malalayang Manado, naik
jurusan ke Tomohon. Turun di terminal, dan bisa naik ojek ke puncak Mahawu.
Mengunjungi puncak Mahawu akan menghilangkan penat beraktivitas di kawasan
perkotaan.
No comments:
Post a Comment